STRUKTUR
ATOM DAN SISTEM PERIODIK
A.
Uraian
Materi
I.
Perkembangan Teori Atom
Konsep atom dikemukakan oleh
Demokritos yang tidak didukung oleh ekperimen yang menyakinkan, sehingga tidak
dapat diterima oleh beberapa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat. Pengembangan
konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian
dilakukan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr
(1914).
Hasil ekperimen yang memperkuat
konsep atom ini menghasilakn gambaran mengenai susunan parikel-partikel
tersebut didalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami
sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam
atom disebut model atom.
1. Model Atom
Dalton
· Atom
merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi-bagi.
· Atom
digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
· Atom-atom
bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana.
Misalnya air terdiri atas atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
· Reaksi kimia
merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom,
sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesis Dalton digambarkan
dengan model atom sebagai bola pegal seperti bola tolak peluru.
2. Model Atom
Thompson.
Teori ini memperbaiki teori atom Dalton,
model atom Thompson menyatakan bahwa electron tersebar merata dalam atom yang
digambarkan seperti ‘kismis’ dalam roti kismis. Digambarkan sebagai bola bulat
bermuatan positif dan di permukaan tersebar elektron yang bermuatan negative.
3. Model Atom
Rutherford.
Atom adalah bola berongga yang tersusun dari
inti atom dan eletron yang tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti
atom. Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh
ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti
ini disertai pemancaran energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin
lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.
4. Model Atom
Niels Bohr
·
Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
·
Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan
menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan
berkurang. Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi, elektron akan
menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah, elektron akan
memancarkan energi lebih rendah, elektron akan memancarkan energi.
·
Kedudukan elektron-eletron pada tingkat-tingkat energi tertentu
yang disebut kulit-kulit elektron.
5.
Teori Atom Chadwick
Chadwick
menyempurnakan teori atom Rutherford, dengan terdapatnya neutron pada inti
atom. Percobaan Chadwick menghasilkan partikel tak bermuatan (neutron), dan
membuktikan mengapa massa atom lebih besar dibandingkan penjumlahan massa
proton dan massa electron.
6. Teori Atom
Modern (Mekanika Kuantum)
Teori ini
dikembangkan oleh Erwin Schrodinger, pada tahun 1962. Teori atom modern
menyatakan prinsip ketidakpastian bahwa electron tidak terdapat pada lintasan
tertentu, tetapi terdapat dalam suatu awan electron. Awan electron ini adalah
tempat kebolehjadian ditemukan electron. Ruang atau awan electron disekitar
kebolehjadian untuk mendapatkan electron disebut orbital. Gagasan bahwa
electron berada dalam orbital-orbital diseputar inti merupakan model atom
modern.
II.
Struktur
Atom
|
|
|
|

1. Partikel Dasar Penyusun Atom
Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur
yang masih memiliki sifat unsur tersebut. Struktur atom menggambarkan bagaimana
partikel-partikel dalam atom tersusun, atom tersusun atas inti atom dan
dikelilingi elektron-elektron yang tersebar dalam kulit-kulitnya. Secara
sistematis dapat digambarkan partikel-partikel sub atom berikut.
Tabel 1 Partikel-partikel dalam Atom
Partikel
|
Penemu
|
Massa
(sma)
|
Muatan
|
Lambang
|
Elektron
|
J.J.
Thompson
|
≈ 0
|
–1
|
![]() |
Proton
|
Goldstein
|
1
|
+1
|
![]() |
Neutron
|
J.
Chadwick
|
1
|
0
|
![]() |
Sebagian besar atom terdiri dari
ruang hampa yang dalamnya terdapat inti yang sangat kecil di mana massa dan muatan positifnya dipusatkan
dan dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif. Inti atom
tersusun atas sejumlah proton dan neutron. Jumlah proton dalam inti atom
menentukan muatan inti atom, sedangkan massa atom inti ditentukan oleh
banyaknya proton dan neutron.
2. Percobaan-percobaan
Mengenai Struktur Atom
a) Elektron
Percobaan tabung sinar katode
pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875). Hasil ekperimennya yaitu
ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode menuju ke anode yang
disebut sinar katode.
George Johnstone Stoney (1891) yand
mengusulkan nama sinar katode disebut “elektron”. Kelemahan dari stoney tidak
dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap perbedaan sifat antara atom suatu
unsur dengan atom dalam unsur lainya.
Antonine Henri Beecquerel (1896) menemukan
sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktof yang sifatnya mirip dengan
elektron.
Joseph John Thomson (1897) melanjutkan
eksperimen William Crookes yaitu pengaruh medan listrik dan medan magnet dalam
tabung sinar katode.
Hasil percobaan J.J Thomson menujukkan bahwa
sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. Hal ini
membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif dalam suatu atom.
Besarnya muatan dalam eletron ditemukan oleh
Robert Andreww miliki (1908) melalui percobaan tetes Minyak Milikan seperti
gambar berikut.
Minyak disemprotkan kedalam tabung yang
bermuatan litrik. Akibat gaya tarik gravitasi akan mengendapkan tetesan minyak
yang turun. Apabila tetesan minyak diberi muatan negatif maka akan tertarik ke
kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh
muatan elektron-1 dan massa elektron 0.
b) Proton
Jika massa
elektron 0 berarti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada kenyataan
nya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat atom
netral. Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang
memiliki katode, yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik. Hasil
eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju
anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melalui lubang
pada katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas
hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massa
maupun muatanya, sehingga partikel ini disebut proton. Massa proton = 1 sma
(satuan massa atom) dan muatan proton = +1
c) Inti atom
Setelah penemuan proton dan
elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian penembakan lempang tipis emas.
Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka sinar
alfa yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/ menembus lempeng
sehingga mincullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans
Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh
penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif (1896).
Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut.
Hasil percobaan ini membuat
Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti atom yang
bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif, sehingga
atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang
ada dalam inti atom, sehingga dapt diprediksi bahwa ada partikel lain dalam
inti atom.
d) Neutron
Prediksi dari Rutherford memicu
W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen penembakan partikel pada
inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi. James
Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus
tinggi itu bersifat nertal atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan
proton. Partikel ini disebut neutron.

Gambar
Model-Model Atom



|



|
III.
Nomor Atom dan Nomor Massa
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas
satu sama lain. Dengan penemuan partikel penyusun atom dikenal istilah nomor
atom (Z) dan nomor massa (A)
Penulisan lombang atom unsur menyetarakan nomor atom dan nomor
massa.



Dimana :
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur
Nomor Massa (A) = Jumlah proton + Jumlah Neutron
Jumlah Neutron = Nomor massa – Nomor atom
Nomor Atom (Z) = Jumlah proton
1. Nomor Atom (Z)
Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton
(muatan positif) atau jumlah elektron dalam atom tersebut. Nomor atom ini
merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh karena atom bersifat netral maka jumlah
proton sama dengan jumlah elektronya, sehingga nomor atom juga menujukkan
jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat suatu
unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur.
2. Nomor Massa (A)
Massa elektron sangat kecil dan
dianggap nol sehingga massa atom ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan
neutron. Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan neutron yang menyusun
inti atom suatu unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum lambang unsur.
Contoh
Tentukan jumlah proton, elektron
dan neutron (atom netral)
1.
Proton = 20, elektron =
20 dan neutron = 20 (40 – 20)

2.
Proton = 6,
elektron = 6 dan neutron = 6 (12
– 6)

Tentukan jumlah proton, elektron dan neutron
untuk ion (atom bermuatan)
1. Ion Ca2+ , maka proton = 20, elektron = 18
(20 – 2) dan neutron = 40
2. Ion S–2 , maka proton = 16, elektron = 18 (16 + 2) dan neutron = 16
IV. Isotop, Isobar, dan Isoton suatu Unsur
1. Isotop
Isotop
adalah atom yang mempunyai nomor sama tetapi memiliki nomor massa berbeda. Atau
dengan kata lain isotope adalah suatu unsur yang jumlah protonnya sama tetapi
jumlah netronnya berbeda.
Contoh :
dengan
,
dengan




2. Isobar
Isobar
adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor massa sama.
Contoh :
dengan


3. Isoton
Isoton
Adalah Atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
Contoh :
,
dan



V.
Menentukan Konfigurasi
Elektron dan Elektron Valensi
1. Konfigurasi
Elektron
|
Perhatikan
Model Atom Bohr

Susunan electron pada
masing-masing kulit disebut dengan Konfigurasi
Elektron. Setiap atom dapat terisi eletron maksimum 2n2, dimana n merupakan letak kulit. Lambang kulit
dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari yang terdekat dengan inti
atom.
Elektron disusun sedemikian rupa pada
masing-masing kulit dan diisi maksimum sesuai daya tampung kulit tersebut. Jadi
masing ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung pada kulit tersebut maka
diletakkan pada kulit selanjutnya.
Menurut
teori atom Niels Bohr, electron beredar mengelilingi inti pada
lintasan-lintasan energy tertentu atau tingkat-tingkat energy tertentu;
n=1 Kulit K maksimal
terisi 2 elektron
n=2 Kulit L maksimal
terisi 8 elektron
n=3 Kulit M maksimal
terisi 16 elektron
n=4 Kulit N maksimal
terisi 32 elektron
n=5 Kulit O maksimal
terisi 50 elektron … dst. Sesuai dng rumus 2n2
Cara
menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan
1.
Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing
lintasan disebut kulit ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit
M), kulit ke-4 (kulit N), dan seterusnya.
2.
Kulit yang paling luar hanya boleh mengandung maksimal 8 elektron.
Contoh
Tulislah
konfigurasi elektron dari unsur-unsur berikut.
a. Helium
dengan nomor atom 2
b. Nitrogen
dengan nomor atom 7
c. Oksigen
dengan nomor atom 8
d. Kalsium
dengan nomor atom 20
e. Bromin
dengan nomor atom 35
Jawaban
Unsur
|
No
Atom
|
Kulit
|
|||||
K
|
L
|
M
|
N
|
O
|
P
|
||
He
|
2
|
2
|
|||||
N
|
7
|
2
|
5
|
||||
O
|
8
|
2
|
6
|
||||
Ca
|
20
|
2
|
8
|
8
|
2
|
||
Br
|
35
|
2
|
8
|
18
|
7
|
||
Ba
|
56
|
2
|
8
|
18
|
18
|
8
|
2
|
Atau Konfigurasi dengan Prinsip
Aufbau
Subkulit
atau orbital-orbital elektron mempunyai tingkat energi yang berbeda.
Tingkat-tingkat energi dan subkulit elektron dari periode ke-1 sampai ke-7
Menurut Aufbau, elektron dalam atom sedapat mungkin memiliki energi yang
terendah maka berdasarkan urutan tingkat energi orbital, pengisian konfigurasi
elektron dimulai dari tingkat energi yang paling rendah ke tingkat energi yang
tertinggi. Cara pengisian elektron pada subkulit dapat digambarkan seperti Gambar.
Tingkat-tingkat energi dan subkulit elektron dari periode ke-1 sampai ke-7
Menurut Aufbau, elektron dalam atom sedapat mungkin memiliki energi yang
terendah maka berdasarkan urutan tingkat energi orbital, pengisian konfigurasi
elektron dimulai dari tingkat energi yang paling rendah ke tingkat energi yang
tertinggi. Cara pengisian elektron pada subkulit dapat digambarkan seperti Gambar.
Pada kulit atom terdapat 4 subkulit ;
1.
Sharp (s),
berisi maksimum 2 elektron
2.
Principle (p),
berisi maksimum 6 elektron
3.
Diffuse (d), berisi maksimum 10 elektron
4.
Fundalmental (f), berisi maksimum 14 elektron
Secara lengkap, urutan pengisian electron-elektron didalam
tingkat energy (kulit atom) adalah sebagai berikut;
![]() |




















Q :
7s 7p 7d
Urutan
subkulit dari energi terendah sampai tertinggi yaitu sebagai berikut.
1s, 2s, 2p,
3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, 6f, 7d
Contoh
·
Konfigurasi
atom Natrium = 11Na 1s2 2s2 2p6 3s1
·
Konfigurasi
atom Nikel = 28Ni 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8
Konfigurasi elektron dari atom-atom 2He,
3Li, 7N, 11Na, 18Ar, 22Ti,
dan 26Fe adalah sebagai barikut:

2. Elektron Valensi
Elektron yang berperan dalam reaksi
pembentukan ikatan kimia dan reaksi kimia adalah elektron pada kulit terluar
atau elektron valensi. Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan
berdasarkan elektron yang terdapat pada kulit terakhir dari konfigurasi
elektron atom tersebut. Perhatikan Tabel untuk menentukan jumlah elektron
valensi.
Unsur –unsur yang mempunyai jumlah elektron
valensi yang sama akan memiliki sifat kimia yang sama pula.
Contoh;
|
1. 

2. 

VI.
Menentukan
Golongan dan Periode dengan Konfigurasi Elektron dan Elektron valensi
Kamu dapat menentukan golongan dan periode
suatu unsur dalam table periodik unsur dengan konfigurasi elektron dan elektron
valensinya.
- Golongan suatu unsur menunjukkan jumlah
elektron valensi
- Periode suatu unsur menunjukkan jumlah
kulit yang terisi elektron.
Elektron valensi dan jumlah kulit yang telah
terisi elektron dapat diketahui dari konfigurasi elektron. Jadi, dari
konfigurasi eletron dapat diketahui golongan dan periode suatu unsur.
Contoh;
1. Tentukan
golongan dan periode unsur 9F
Jawab : konfigurasi elektron 9F = 2 7
(elektron valensi 7, berarti golongan
VII A)
(terdapat 2 kulit terisi, berarti periode 2)
2. Tentukan
golongan dan periode 12Mg
Jawab : konfigurasi elektron 12Mg
= 2 8 2 (elektron valensi 2, berarti golongan II A)
(terdapat 3 kulit terisi, berarti periode 3)
VII.
Sifat-Sifat
Unsur dalam Sistem Periodik
Sifat sifat unsur dalam system periodik meliputi jari-jari atom,
energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan.
1. Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah jarak
elektron di kulit terluar dari inti atom. Jari-jari atom dengan nomor atom
memperlihatkan bahwa jari-jari atom dalam satu golongan akan semakin besar dari atas
ke bawah. Hal ini terjadi karena dari atas ke bawah jumlah kulit bertambah
sehingga jari-jari atom juga bertambah.
Unsur-unsur dalam satu periode
(dari kiri ke kanan) berjumlah kulit sama tetapi jumlah proton bertambah
sehingga jari-jari atom juga berubah. Karena jumlah proton bertambah maka
muatan inti juga bertambah yang mengakibatkan gaya tarik menarik antara inti
dengan elektron pada kulit terluar semakin kuat. Kekuatan gaya tarik yang semakin
meningkat menyebabkan jari-jari atom semakin kecil. Sehingga untuk unsur dalam satu
periode, jari-jari atom semakin kecil dari kiri ke kanan.
2.
Energi
Ionisasi
Energi minimum yang dibutuhkan
untuk melepas elektron atom netral dalam wujud gas pada kulit terluar dan
terikat paling lemah disebut energi ionisasi. Nomor atom dan jari-jari atom mempengaruhi
besarnya energi ionisasi. Semakin besar jari-jari atom maka gaya tarik antara
inti dengan elektron pada kulit terluar
semakin lemah. Hal ini berarti
elektron pada kulit terluar semakin mudah lepas dan energi yang dibutuhkan
untuk melepaskan elektron tersebut semakin kecil. Akibatnya, dalam
satu golongan, energy ionisasi semakin kecil dari atas ke bawah. Sedangkan
dalam satu periode, energi ionisasi semakin besar dari kiri ke kanan.
Hal ini disebabkan dari kiri ke kanan muatan iti semakin besar yang mengakibatkan
gaya tarik antara inti dengan elektron terluar semakin besar sehingga
dibutuhkan energi yang besar pula untuk melepaskan elektron pada kulit terluar.
3.
Afinitas
Elektron
Afinitas elektron merupakan enegi
yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam bentuk gas apabila terjadi penangkapan
satu elektron yang ditempatkan pada kulit terluarnya dan atom menjadi ion
negatif. Afinitas elektron dapat berharga positif dan negatif. Afinitas
elektron berharga negatif apabila dalam proses penangkapan satu elektron,
energi dilepaskan. Ion negatif yang terbentuk akibat proses tersebut bersifat
stabil. Hal sebaliknya terjadi apabila dalam proses penangkapan satu elektron,
energi diserap. Penyerapan energi menyebabkan ion yang terbentuk bersifat tidak
stabil. Semakin negatif harga afinitas lektron suatu atom unsur maka ion yang
ter bentuk semakin stabil.
Jadi secara umum dapat dikatakan
bahwa afinitas elektron, dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin
negatif dan dalam satu golongan dari atas ke bawah, semakin positif.
4.
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah skala
yang dapat menjelaskan kecenderungan atom suatu unsur untuk menarik elektron
menuju kepadanya dalam suatu ikatan. Keelektronegatifan secara umum, dalam
satu periode, dari kiri ke kanan semakin bertambah dan dalam satu golongan,
dari atas ke bawah keelekrnegatifan semakin berkurang. Hal ini dapat
dimengerti karena dalam satu periode, dari kiri ke kanan, muatan inti atom
semakin bertambah yang mengakibatkan gaya tarik antara inti atom dengan
elektron terluar juga semakin bertambah. Fenomena ini menyebabkan jari-jari
atom semakin kecil, energi ionisasi semakin besar, afinitas elektron makin besar
dan makin negatif dan akibatnya kecenderungan untuk menarik elektron semakin
besar.
Dalam tabel periodik modern,
unsur-unsur disusun dalam baris-baris yang disebut sebagai periode dengan kenaikan nomor atom. Baris-baris tersebut menjadikan
unsur-unsur dapat tersusun dalam satu baris yang sama yang disebut golongan yang mempunyai kesamaan sifat
fisika dan sifat kimia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar